Era digital membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor, tak terkecuali pendidikan. Fungsi pendidik kini dihadapkan pada integrasi teknologi yang semakin canggih, menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana peran guru akan beradaptasi. Namun, alih-alih menggantikan, teknologi justru berfungsi sebagai rekan yang kuat, memperkaya fungsi pendidik dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan relevan bagi siswa.

Teknologi menawarkan beragam alat dan platform yang dapat memperluas cakrawala pembelajaran. Dengan adanya e-learning, simulasi virtual, atau aplikasi edukasi interaktif, guru dapat menyajikan materi dengan cara yang lebih menarik dan personal. Siswa bisa belajar sesuai ritme mereka, mengakses informasi dari berbagai sumber, dan berkolaborasi dalam proyek lintas batas geografis. Teknologi juga membantu guru dalam tugas administratif, seperti penilaian otomatis atau pelacakan kemajuan siswa, sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi langsung dan memberikan bimbingan personal. Sebuah laporan dari Kementerian Pendidikan yang dirilis pada Mei 2025 menunjukkan bahwa penggunaan sistem manajemen pembelajaran berbasis AI dapat mengurangi waktu koreksi tugas guru hingga 30%.

Namun, kemampuan inti dari fungsi pendidik tidak bisa direplikasi oleh mesin. Guru memiliki kapasitas unik untuk memahami dinamika emosional dan sosial di kelas, membangun hubungan personal dengan siswa, menumbuhkan empati, serta mengajarkan nilai-nilai moral. Mereka adalah sosok yang bisa memberikan motivasi otentik, menasihati saat siswa menghadapi kesulitan, dan menginspirasi mereka untuk meraih potensi penuh. Kehadiran guru menciptakan lingkungan belajar yang suportif, di mana siswa merasa aman untuk bertanya, berkreasi, dan membuat kesalahan tanpa rasa takut.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim seringkali menekankan bahwa guru harus memposisikan diri sebagai “pelatih” atau “fasilitator” di era digital. Ini berarti fungsi pendidik bertransformasi dari sekadar penyampai informasi menjadi pembimbing yang membantu siswa menjelajahi lautan informasi, memfilter, dan mengaplikasikannya secara bijak. Guru harus mampu mengintegrasikan teknologi secara strategis untuk mendukung tujuan pembelajaran, bukan hanya sekadar menggunakannya tanpa arah. Pada sebuah diskusi panel tentang pendidikan digital yang digelar pada 12 April 2025, seorang pakar pendidikan menyebutkan bahwa guru yang mahir berkolaborasi dengan teknologi mampu menciptakan pengalaman belajar yang 2x lebih efektif dibandingkan hanya mengandalkan metode tradisional atau teknologi tanpa bimbingan guru. Dengan demikian, di masa depan, fungsi pendidik justru akan semakin esensial dalam memanusiakan pendidikan di tengah kemajuan teknologi.