Era digital membawa berbagai tantangan baru dalam upaya membentuk karakter peserta didik. Guru kini tidak hanya bersaing dengan buku pelajaran, tetapi juga dengan banjir informasi, tren media sosial, dan pengaruh online yang bisa positif maupun negatif. Oleh karena itu, diperlukan metode yang lebih efektif dan adaptif bagi guru untuk membimbing generasi muda agar memiliki karakter kuat di tengah kompleksitas dunia maya.
Salah satu tantangan terbesar dalam membentuk karakter adalah memastikan siswa memiliki literasi digital yang kuat. Mereka harus diajarkan tidak hanya cara menggunakan teknologi, tetapi juga cara berpikir kritis terhadap informasi yang diterima, membedakan fakta dan hoaks, serta memahami jejak digital mereka. Guru dapat mengintegrasikan materi ini ke dalam setiap pelajaran, misalnya melalui diskusi tentang etika berinteraksi di media sosial atau menganalisis kredibilitas sumber informasi online. Sebuah survei dari Kementerian Pendidikan Nasional pada 10 Juni 2025 menunjukkan bahwa 60% remaja pernah terpapar informasi salah di internet, menegaskan urgensi literasi ini.
Metode efektif lainnya dalam membentuk karakter di era digital adalah dengan menanamkan nilai-nilai melalui proyek kolaboratif yang memanfaatkan teknologi. Misalnya, meminta siswa untuk membuat konten digital yang positif, seperti video kampanye anti-perundungan siber, atau podcast tentang nilai-nilai kejujuran. Aktivitas semacam ini tidak hanya mengembangkan kreativitas dan keterampilan digital mereka, tetapi juga memperkuat pemahaman tentang empati, tanggung jawab sosial, dan kerja sama tim. Ini adalah “Metode Efektif” yang membuat pembelajaran karakter menjadi lebih relevan dan menarik bagi generasi digital.
Guru juga harus menjadi digital role model yang baik. Dengan menunjukkan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan positif, guru dapat memberikan contoh langsung kepada siswa. Membangun komunikasi yang terbuka dengan siswa tentang pengalaman mereka di dunia maya, serta memberikan ruang aman untuk berdiskusi tentang masalah-masalah online, juga sangat penting. Pada 15 Juli 2025, dalam pelatihan guru di salah satu kota besar, seorang psikolog pendidikan menekankan bahwa empati dan kemampuan mendengarkan adalah kunci bagi guru untuk membentuk karakter siswa yang terhubung secara digital. Dengan demikian, adaptasi metode pengajaran dan keteladanan yang relevan adalah strategi vital bagi guru dalam membentuk karakter unggul di era digital yang dinamis ini.
