Mendidik Anak di Era Digital: Tantangan dan Solusi bagi Guru adalah sebuah keniscayaan di zaman modern ini. Generasi Z dan Alpha tumbuh besar dengan gawai di tangan, terpapar informasi dan interaksi daring sejak usia sangat muda. Meskipun teknologi membawa banyak kemudahan dan akses pengetahuan, ia juga menghadirkan serangkaian tantangan baru dalam proses mendidik anak. Guru tidak bisa lagi hanya berpegang pada metode tradisional; mereka harus beradaptasi dan menemukan cara inovatif untuk membimbing siswa di tengah gelombang digitalisasi ini.

Salah satu tantangan terbesar bagi guru adalah mengelola distraksi digital. Siswa seringkali lebih fokus pada notifikasi ponsel atau konten daring daripada materi pelajaran. Hal ini berdampak pada rentang perhatian yang lebih pendek dan kesulitan dalam berkonsentrasi. Sebuah survei yang dilakukan oleh Asosiasi Guru Indonesia pada bulan April 2025 menunjukkan bahwa 70% guru merasa gadget menjadi penghalang utama dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif. Solusinya, guru bisa menerapkan aturan ketat penggunaan gawai di kelas atau bahkan mengintegrasikan teknologi secara bijak dalam pembelajaran, menjadikannya alat, bukan gangguan. Misalnya, menggunakan aplikasi edukasi interaktif atau platform e-learning yang relevan dengan materi.

Tantangan berikutnya adalah risiko paparan konten negatif dan cyberbullying. Guru memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar memiliki literasi digital yang kuat, mampu membedakan informasi yang benar dan salah, serta memahami etika berinteraksi di dunia maya. Ini bukan hanya tugas guru TIK, melainkan semua guru. Mereka bisa menyisipkan nilai-nilai ini dalam setiap mata pelajaran. Pada sesi lokakarya yang diadakan di Pusat Pelatihan Guru pada 28 Mei 2025, para peserta diajarkan metode diskusi kasus cyberbullying untuk membantu siswa mengembangkan empati digital dan keterampilan penyelesaian masalah. Guru juga harus mendorong siswa untuk menjadi warga digital yang bertanggung jawab. Terakhir, guru perlu terus meningkatkan kompetensi digital mereka sendiri agar bisa menjadi fasilitator yang efektif. Dengan adaptasi kurikulum, penguasaan teknologi, dan pendekatan yang berpusat pada siswa, tantangan dalam mendidik anak di era digital dapat diubah menjadi peluang untuk menciptakan generasi yang cerdas, beretika, dan siap menghadapi masa depan yang terdigitalisasi.