Rancangan Merdeka Belajar yang diusung pemerintah memiliki satu prasyarat fundamental: kehadiran pengajar berdedikasi dalam setiap proses pembelajaran. Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, secara tegas menyatakan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada komitmen dan totalitas para pendidik dalam membimbing siswa. Pernyataan ini disampaikan Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, dalam sebuah Workshop Pendidikan bertema ‘Dukungan Pendampingan Program Prioritas Guru dan Tenaga Kependidikan dalam Mendukung Merdeka Belajar’ di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada hari Senin, 6 November 2023, pukul 14.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di sektor pendidikan.

Menurut Rerie, pendekatan pengajar berdedikasi adalah kunci untuk membentuk generasi pembelajar yang tangguh dan adaptif, siap menghadapi berbagai tantangan kompleks di masa depan. “Program Merdeka Belajar yang digagas pemerintah ini, jika diurai lebih jauh, sesungguhnya dapat menjadi salah satu kekuatan bagi guru dalam proses belajar-mengajar di era Merdeka Belajar saat ini,” ungkap Rerie. Sebagai anggota Komisi X DPR RI, beliau meyakini bahwa pada dasarnya setiap individu adalah pembelajar, dan lingkungan sekolah harus berfungsi sebagai ruang yang kondusif bagi setiap orang untuk tumbuh dan berkembang secara holistik.

Rerie juga menyinggung penerapan lima disiplin dalam konsep ‘School that Learns’ yang diperkenalkan oleh Peter Senge, meliputi system thinking, personal mastery, shared vision, mental model, dan team learning. Beliau bahkan menceritakan kisah sukses Sekolah Sukma Bangsa di Aceh dalam menerapkan lima disiplin tersebut, terutama di daerah yang pernah mengalami konflik pasca-damai Gerakan Aceh Merdeka dan terdampak tsunami. Rerie, yang juga Ketua Yayasan Sukma, mengungkapkan bahwa dengan prinsip ‘School that Learns’, Sekolah Sukma Bangsa mampu mengubah paradigma berpikir siswa dan guru dalam menghadapi berbagai persoalan dan perbedaan. Kisah ini menjadi bukti nyata pentingnya pengajar berdedikasi.

Pencapaian luar biasa ini, menurut Rerie, tidak terlepas dari peran para guru di Sekolah Sukma Bangsa yang bekerja dan mendidik dengan hati, selaras dengan gambaran sosok guru ideal oleh Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara. Rerie, yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah, meyakini bahwa lima disiplin dalam ‘School that Learns’ sangat selaras dengan Program Merdeka Belajar. Oleh karena itu, kehadiran pengajar berdedikasi menjadi sangat vital.

Lebih lanjut, Rerie mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara mengenai kemerdekaan bagi anak bangsa untuk menuju peradaban. Ia juga mengingatkan berbagai tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di era perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. “Kehadiran kecerdasan buatan (AI) harus diimbangi dengan kesiapan mental dan daya nalar siswa,” tuturnya. Jika hal ini dapat diimplementasikan, kemudahan yang disajikan teknologi akan mampu memberikan dampak positif bagi proses belajar-mengajar di Tanah Air, berkat peran sentral pengajar berdedikasi.