Kuncian (hold atau lock) adalah elemen fundamental dalam olahraga gulat, digunakan untuk mengontrol lawan, mencetak poin, atau meraih kemenangan fall. Namun, kuncian yang efektif harus selalu diimbangi dengan pengetahuan mendalam mengenai Anatomi Kuncian Aman. Anatomi Kuncian Aman mengajarkan pegulat untuk menargetkan titik tekanan yang memaksimalkan ketidaknyamanan dan kontrol pada lawan tanpa secara sengaja atau tidak sengaja menyebabkan cedera serius pada sendi, tulang, atau ligamen. Keseimbangan antara efektivitas dan keselamatan ini adalah ciri khas pegulat yang profesional dan beretika.
Memahami Anatomi Kuncian Aman dimulai dengan identifikasi area sensitif yang boleh dan tidak boleh menjadi fokus. Dalam gulat amatir, kuncian yang menargetkan sendi-sendi besar seperti bahu dan pinggul umumnya diperbolehkan, asalkan tidak melampaui batas gerak alami sendi. Contohnya adalah teknik Half Nelson yang menekan leher dan bahu, atau Cradle yang mengunci kepala dan kaki. Kedua teknik ini bekerja dengan membatasi pergerakan lawan dan menempatkan mereka dalam posisi rentan di matras, namun jarang sekali berujung pada cedera permanen jika wasit mengintervensi tepat waktu.
Sebaliknya, teknik yang mengunci sendi-sendi kecil seperti jari tangan atau lutut dengan hiperekstensi (diluruskan melebihi batas) umumnya dilarang karena risiko cedera permanen yang sangat tinggi. Menurut peraturan United World Wrestling (UWW) yang diperbarui pada Januari 2025, joint locks (kuncian sendi) yang bertujuan memutar, meregang, atau membengkokkan sendi secara ekstrem adalah pelanggaran berat dan berujung pada diskualifikasi. Komite Wasit Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) dalam sesi briefing pada hari Rabu, 16 Oktober 2024, secara khusus menginstruksikan wasit untuk segera meniup peluit dan mengintervensi ketika pegulat menerapkan tekanan ilegal atau berbahaya pada leher atau tulang belakang.
Anatomi Kuncian Aman juga meliputi penggunaan berat badan dan leverage secara cerdas. Pegulat yang terampil menggunakan tulang kering (shin bone) untuk menekan pinggul lawan atau menggunakan siku untuk membatasi pernapasan tanpa mencekik, memaksimalkan kontrol dengan energi minimal. Dengan memprioritaskan kontrol posisi dan leverage daripada kekuatan brutal, pegulat tidak hanya menjaga keselamatan lawan tetapi juga menghemat stamina mereka sendiri untuk babak-babak selanjutnya.
