Dalam dunia gulat, kekuatan saja tidak cukup. Keseimbangan dan kontrol adalah kunci utama untuk memenangkan pertandingan. Keduanya sangat bergantung pada dua elemen fundamental: Gerakan Kaki yang tepat dan sikap tangan yang efektif. Menguasai keduanya adalah fondasi bagi setiap pegulat yang ingin menjadi juara.

Gerakan Kaki yang lincah adalah aset terbesar seorang pegulat. Kaki yang aktif memungkinkan pegulat untuk bergerak cepat, baik saat menyerang maupun bertahan. Langkah yang mantap, tidak terlalu lebar atau sempit, menjadi dasar untuk menjaga keseimbangan.

Sikap tangan yang benar juga tak kalah penting. Tangan harus selalu siap untuk memegang, mendorong, atau menarik lawan. Posisi tangan yang tepat memungkinkan pegulat untuk mengendalikan lawan dan mengantisipasi serangan mereka.

Kombinasi Gerakan Kaki dan sikap tangan yang harmonis sangat penting. Kaki yang aktif akan mempermudah tangan untuk melakukan takedown atau mengunci lawan. Di sisi lain, tangan yang kuat dapat membantu menjaga keseimbangan saat kaki tertekan.

Gerakan Kaki yang cepat juga membantu pegulat menghindari takedown. Dengan melangkah mundur atau ke samping dengan cepat, pegulat dapat membuat lawan kehilangan momentum. Ini adalah strategi bertahan yang sangat efektif.

Sikap tangan juga digunakan untuk “merasakan” kekuatan dan posisi lawan. Pegulat dapat merasakan perubahan berat badan lawan melalui genggaman tangan. Informasi ini sangat penting untuk merencanakan serangan balik.

Latihan Gerakan Kaki yang rutin adalah keharusan. Pegulat sering melakukan latihan khusus, seperti lompat tali, lari, atau latihan kelincahan lainnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatan kaki.

Untuk sikap tangan, pegulat melatih genggaman mereka. Latihan ini termasuk melatih kekuatan jari dan pergelangan tangan. Genggaman yang kuat akan mempermudah pegulat untuk mengontrol lawan di matras.

Meskipun terlihat sederhana, Gerakan Kaki dan sikap tangan adalah elemen yang kompleks. Keduanya harus dilakukan secara instingtif, tanpa berpikir. Ini membutuhkan latihan berulang-ulang hingga menjadi kebiasaan.