Sejarah gulat modern berakar kuat pada tradisi Olimpik Kuno, menjadikannya salah satu olahraga kompetitif tertua yang tercatat. Gulat (pale) bukan hanya sekadar acara dalam festival empat tahunan tersebut, tetapi merupakan ujian fundamental atas kekuatan, teknik, dan kemauan keras. Aturan pada masa Olimpik Kuno relatif sederhana: tujuan utamanya adalah menjatuhkan lawan ke tanah sebanyak tiga kali. Para pegulat pertama ini adalah simbol dari kekuatan fisik dan disiplin atletik di Yunani.

Bukti sejarah dan arkeologi menunjukkan bahwa gulat sudah menjadi bagian dari Olimpik Kuno sejak tahun 708 SM, diperkenalkan sebagai bagian dari pentathlon. Meskipun nama pegulat pertama yang memenangkan kompetisi sulit dipastikan, figur seperti Milon dari Kroton menjadi legenda. Milon dikenal bukan hanya karena kemenangannya yang beruntun, tetapi juga karena latihan yang ekstrem. Kisah-kisah ini menegaskan bahwa gulat adalah inti dari pelatihan militer dan pendidikan fisik Yunani kuno.

Gulat pada era Olimpik Kuno memiliki dua bentuk utama: orthopale (gulat tegak) dan kato pale (gulat tanah). Orthopale adalah yang paling umum, fokus pada usaha untuk menjatuhkan lawan tanpa memukul. Pelatihan mereka menekankan teknik gulat yang efektif, leverage (daya ungkit), dan kecepatan. Kekuatan fisik hanyalah setengah dari pertarungan; setengahnya lagi adalah kecerdasan taktis dalam mencari kelemahan dan kesempatan untuk menjatuhkan lawan.

Pemenang dalam Olimpik Kuno tidak hanya mendapatkan mahkota zaitun, tetapi juga kehormatan dan status pahlawan nasional. Para pegulat pertama ini sering diabadikan dalam patung dan puisi, menunjukkan betapa tingginya nilai olahraga gulat dalam masyarakat Yunani. Warisan yang mereka tinggalkan melampaui arena, memengaruhi seni, budaya, dan cita-cita kekuatan fisik ideal yang harus dimiliki oleh warga negara yang baik.

Intinya, gulat adalah jembatan yang menghubungkan kebugaran atletik Olimpik Kuno dengan olahraga modern. Dari pale sederhana, lahir teknik gulat kompleks yang kita kenal sekarang. Kisah Milon dari Kroton dan pegulat kuno lainnya menunjukkan bahwa olahraga ini selalu menuntut gabungan sempurna antara kekuatan fisik dan teknik gulat yang cerdas, menjadikannya warisan abadi dari peradaban kuno yang menghargai keunggulan manusia.