Paradigma tentang kedisiplinan di sekolah kini bergeser menuju pendekatan yang lebih humanis dan memberdayakan, yaitu kedisiplinan positif. Alih-alih berfokus pada hukuman dan ketakutan, kedisiplinan positif bertujuan untuk menumbuhkan tanggung jawab dan motivasi dari dalam diri siswa. Pendekatan ini menekankan pemahaman, penghargaan, dan konsekuensi yang logis, sehingga siswa belajar bukan karena paksaan, melainkan karena kesadaran dan pemahaman.

Salah satu pilar utama kedisiplinan positif adalah membangun hubungan yang kuat dan saling menghormati antara guru dan siswa. Ketika siswa merasa didengarkan dan dihargai, mereka akan lebih terbuka untuk memahami aturan dan norma yang berlaku. Hubungan yang positif menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif, di mana siswa merasa nyaman untuk belajar dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Kedisiplinan positif mendorong guru untuk menjelaskan alasan di balik setiap aturan. Dengan memahami mengapa sebuah aturan itu penting, siswa akan lebih termotivasi untuk mematuhinya. Penjelasan yang logis membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam aturan tersebut, sehingga tanggung jawab tumbuh dari pemahaman, bukan sekadar kepatuhan buta.

Pendekatan ini juga menekankan penggunaan konsekuensi yang logis dan berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan. Alih-alih hukuman yang bersifat menghukum dan tidak mendidik, konsekuensi logis membantu siswa memahami dampak dari tindakan mereka dan belajar untuk memperbaikinya. Proses ini secara efektif menumbuhkan tanggung jawab dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari kesalahan.

Kedisiplinan positif juga berfokus pada pengembangan motivasi dari dalam diri siswa. Ketika siswa merasa memiliki otonomi dan pilihan, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar dan berperilaku positif. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembuatan aturan kelas atau memberikan masukan dalam menyelesaikan masalah dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka.

Pujian dan pengakuan atas perilaku positif juga merupakan bagian penting dari kedisiplinan positif. Ketika siswa merasa dihargai atas usaha dan perilaku baik mereka, motivasi dari dalam diri mereka akan semakin meningkat. Fokus pada penguatan perilaku positif akan menciptakan budaya kelas yang suportif dan mendorong siswa lain untuk melakukan hal yang sama