Peran seorang guru tidak hanya terbatas pada dinding kelas, tetapi juga meluas ke lingkungan masyarakat. Salah satu tanggung jawab sosial guru yang paling vital adalah Membangun Komunitas Belajar. Ini berarti guru secara aktif terlibat dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih luas, di mana pembelajaran tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di rumah, di lingkungan sekitar, dan melalui interaksi antargenerasi. Dengan demikian, guru menjadi katalisator bagi perkembangan intelektual dan sosial di masyarakat.

Membangun Komunitas Belajar yang efektif dimulai dari kolaborasi antara sekolah dan orang tua. Guru berperan penting sebagai penghubung, menjembatani informasi tentang perkembangan anak, kesulitan belajar, atau potensi yang dimiliki siswa. Komunikasi yang baik antara guru dan orang tua akan menciptakan lingkungan dukungan yang konsisten bagi anak. Pertemuan orang tua-guru, sesi konseling individual, atau bahkan grup komunikasi daring adalah beberapa cara guru dapat melibatkan orang tua secara aktif dalam proses pendidikan.

Sebagai contoh, pada sebuah acara pertemuan wali murid di SD Negeri 05 Jakarta Selatan pada hari Sabtu, 20 Juli 2024, pukul 10:00 WIB, guru kelas 3 mengadakan sesi berbagi tips belajar di rumah yang efektif. Guru juga membuka sesi tanya jawab untuk mendengarkan masukan dan kekhawatiran orang tua, menunjukkan komitmen mereka dalam Membangun Komunitas Belajar yang inklusif.

Guru juga memiliki tanggung jawab sosial untuk berpartisipasi dalam edukasi publik dan pengabdian masyarakat. Ini bisa berarti menjadi narasumber dalam seminar pendidikan bagi orang tua, terlibat dalam kegiatan literasi di perpustakaan desa, atau bahkan menginisiasi klub belajar di luar jam sekolah. Dengan keahlian pedagogis dan pengetahuan mereka, guru dapat berkontribusi signifikan pada peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Ini adalah cara yang kuat untuk Membangun Komunitas Belajar yang berkesinambungan.

Pada sebuah program “Guru Mengabdi” yang diselenggarakan oleh salah satu perguruan tinggi keguruan di Jawa Barat pada Januari 2025, sekelompok guru ditugaskan untuk mengembangkan modul belajar mandiri bagi anak-anak di daerah terpencil yang minim akses pendidikan. Para guru ini tidak hanya mengajar, tetapi juga Membangun Komunitas Belajar dengan melatih para relawan lokal untuk melanjutkan bimbingan belajar. Dengan demikian, peran guru melampaui sebatas institusi pendidikan formal; mereka adalah agen perubahan yang memberdayakan masyarakat melalui ilmu dan kolaborasi.