Perjalanan sejarah guru di Indonesia adalah cerminan dari perkembangan peradaban dan perjuangan bangsa. Jauh sebelum kemerdekaan, peran pendidik telah ada dalam berbagai bentuk, mengiringi masuknya agama dan perkembangan masyarakat. Artikel ini akan menelusuri jejak panjang sejarah guru di Indonesia, dari masa tradisional hingga era profesional modern.

Pada masa пра-Hindu-Buddha dan Hindu-Buddha, pendidikan berlangsung secara informal di lingkungan keluarga dan masyarakat. Tokoh agama dan pemimpin masyarakat berperan sebagai guru, mewariskan pengetahuan, nilai budaya, dan ajaran kepercayaan. Seiring masuknya Islam, para ulama menjadi guru yang mengajarkan ajaran agama di pesantren dan surau, yang menjadi pusat pendidikan utama pada masa itu.

Masa kolonial Belanda membawa perubahan signifikan dalam sejarah guru di Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda mulai mendirikan sekolah-sekolah formal, yang kemudian diikuti dengan pembentukan sekolah guru (Kweekschool) pertama di Surakarta pada tahun 1852. Tujuan utama sekolah guru ini adalah untuk menghasilkan tenaga pengajar bagi sekolah-sekolah dasar pribumi. Meskipun demikian, kesempatan pendidikan, termasuk menjadi guru, masih sangat terbatas bagi masyarakat pribumi dan seringkali diskriminatif berdasarkan lapisan sosial.

Peran guru pada masa penjajahan tidak hanya terbatas padaTransfer pengetahuan. Mereka juga menjadi agen perubahan dan penyebar semangat nasionalisme. Melalui organisasi-organisasi guru seperti Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) dan Persatuan Guru Indonesia (PGI), para guru memperjuangkan persamaan hak dan kedudukan dengan pihak Belanda serta meningkatkan kualitas pendidikan bagi bangsa Indonesia. Mereka mendirikan sekolah-sekolah swasta sebagai bentuk perlawanan terhadap keterbatasan akses pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kolonial.

Pada masa pendudukan Jepang, guru tetap memainkan peran penting, bahkan turut menanamkan semangat nasionalisme dan mempersiapkan mental bangsa. Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia menyadari betul pentingnya peran guru dalam membangun bangsa. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik, termasuk pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang kemudian menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Era Orde Baru ditandai dengan berbagai program peningkatan kualitas guru dan pembangunan infrastruktur pendidikan. Program wajib belajar juga dicanangkan untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah. Memasuki era Reformasi, fokus pendidikan bergeser pada peningkatan mutu dan relevansi pendidikan.